Senin, 10 Desember 2012

Bahan 11 Peng. Ek. Pembangunan


PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( H. Abbas Saleh, SE. M.Si )
PEMBENTUKAN MODAL DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
          Kebijaksanaan Pembentukan modal yang dilaksanakan oleh Negara Negara berkembang untuk melepaskan diri mereka dari keadaan tidak berkembang dan untuk menciptakan pembangunan yang lebih laju. Berbagai analisis tersebut bolehlah diapandang sebagai suatu kebijaksanaan pembentukan modal dengan melihat persoalannya dari segi pemilihan sektor-sektor yang harus ditekankan dan perkaitan yang perlu diciptakan di antara berbagai proyek, untuk menjamin terciptanya pembangunan yang lancar.
         Dalam masalah ini persoalan pokok yang harus dipecahkan adalah proyek-proyek yang mana yang harus dilaksanakan agar sumber sumber daya yang tersedia dapat diciptakan hasil yang paling optimal dalam mencapai  tujuan pembangunan. Hampir semua ahli Ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal (Capital Formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse arti pembentukan modal adalah masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas produksinya saat ini, untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunaan sebagaian saja untuk pembuatan barang modal; perkakas dan alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya dan segala macam bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti proses itu adalah pengalihan sebagian sumber daya yang sekarang ada pada masyarakat  dengan tujuan meningkatkan persediaan barang modal begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan.
          Dari uraian Nurkse tersebut, hanya menyangkut pemupukan modal material dan mengabaikan modal manusia(SDM), Setiap definisi yang tepat harus menyangkut keduanya, menurut Singer, pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti Pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak Nampak seperti pendidikan yang bermutu tinggi, kesehatan,  tradisi, ilmiah dan penelitian. Pendapat yang sama juga oleh Simon Kuznet dalam ungkapan berikut “ Pembentukan modal domestik tidak hanya menyangkut biaya untuk kontruksi, peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga peralatan lain kecuali pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada. Ia juga mencakup pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan produktifitas lebih pada individu dan semua pengeluaran masyarakat yang  berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja” Jadi istilah pembentukan Modal(Capital) meliputi material dan modak manusia(SDM).
Pentingnya Pembentukan Modal
         Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor utama dalam pembangunan ekonomi, Menurut Nurkse, lingkarang setan kemiskinan di Negara berkembang dapat digunting melalui pembentukan modal, sebagai akibat dari rendahnya pendapatan Negara-negara berkembang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang. Hal ini disebabkan kurangnya barang modal dan dapat diatasi dengan pembentukan modal. Lewat itu persediaan mesin, alat-alat dan perlengkapan meningkat, skala produksi meluas sehingga overheat ekonomi dan sosial tercipta. Pembentukan modal membawa pada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada sehingga dapat menaikkan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, menekan angka inflasi dan defisit neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
       Tujuan pokok pembangunan ekonomi  adalah untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktifitas di bidang pertanian, pertambangan, perkebunan, industri dan bidang lainnya, modal juga diperlukan untuk pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan raya dan kereta api serta juga infrastruktur lain. Singkatnya pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal overhead social dan ekonomi. Hal  ini hanya mungkin jika laju pembentukan modal di dalam negeri cukup cepat yaitu bagian pendapatan atau output yang ada di masyarakat hanya sedikit saja yang digunakan untuk konsumsi dan sisanya ditabung dan diinvestasikan dalam peralatan modal. Sebagaimana ditunjukkan oleh Lewis, masalah pokok dalam teori pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan tabungan dan investasi nasional. Investasi dalam peralatan modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja, pembentukan modal menghasilkan kemajuan teknik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatkan spesialisasi. Pembentukan modal  memberikan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat. Intinya pembentukan modal memberikan pengaruh yang positif bagi kesempatan kerja.
        Pembentukan modal, menciptakan perluasan pasar. Dalam upaya membantu menyingkirkan ketidak sempurnaan pasar, melalui penciptaan modal overhead social dan ekonomi memotong lingkaran setan kemiskinan baik dari sisi penawaran maupun permintaan, lebih jauh pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin terkendali jumlah penduduk terus meningkat dengan pesat. Di Negara berkembang yang berpenduduk tinggi seperti di Indonesia mempunyai keterkaitan antara kenaikan output perkapita dengan rasio modal tenaga kerja. Tetapi di Negara-negara yang bermaksud meningkatkan rasio modal – buruh terpaksa menghadapi dua masalah : (1). Rasio modal-buruh jatuh akibat naiknya penduduk sehingga diperlukan investasi netto yang besar untuk mengatasi kemerosotan rasio tersebut. (2). Pada waktu penduduk meningkat dengan pesat, menjadi sulit untuk mendapatkan tabungan yang cukup untuk memperoleh sejumlah tingkat investasi yang diperlukan karena disebabkan rendahnya pendapatan perkapita yang membuat kecendrungan marginal menabung tetap rendah sehingga satu-satunya jalan dengan mempertinggi laju pembentukan modal.
         Pembentukan modal mengatasi masalah neraca pembayaran. Negara berkembang juga dihadapkan pada masalah neraca pembayaran, sebab kebanyakan Negara tersebut mengeksport barang primer( seperti bahan mentah dan hasil pertanian) dan mengimport hampir semua barang manufaktur dan barang modal. Pembentukan modal domestik merupakan salah satu pemecahan pokok kesulitan neraca pembayaran ini. Dengan mendirikan industri pengganti import, impor atas barang-barang tersebut dapat dikurangi, pada pihak lain dengan meningkatnya produksi segala macam barang konsumsi dan barang modal, maka komposisi eksport menjadi berubah. Bersama-sama dengan hasil pertanian dan bahan mentah industri, eksport barang manufaktur juga berubah. Jadi pembentukan modal membantu ,memecahkan neraca pembayaran.
        Pembentukan modal, dapat menyelesaikan masalah utang luar negeri. Laju pembentukan modal yang cepat, lambat laun dapat mengurangi kebutuhan akan modal Asing karena pembentukan modal pada kenyataannya membantu tercapainya swasembada suatu Negara dan mengurangi beban utang luar negeri. Jika suatu Negara meminjam dari Negara lain untuk jangka panjang, utang tersebut merupakan beban yang berat bagi generasi mendatang. Pada setiap pinjaman, beban utang dari hari ke hari semakin membesar dan hanya bisa dibayar kembali dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Beban pajak meningkat dan uang mengalir keluar dalam bentuk pembayaran utang. Dan hanya dengan pembentukan modal suatu Negara dapat terlepas dari masalah utang luar negeri.
  Doa Penutup Majelis Ilmu(Kuliah)
سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنِتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

SUBHANAKALLAHUMMA WA-BHIHAMDIKA, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA-ATUUBU ILAIK
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu."(HR. at-Tirmidzi) 

Senin, 03 Desember 2012

Bahan ke 10 Peng.Ek.Pembangunan


PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( H. Abbas Saleh, SE. MSi )
Teori Harrod-Domar
        Teori pertumbuhan Harrod-domar dikembangkan oleh dua orang ahli ekonomi sesudah Keynes, yaitu Evsey Domar dan R.F.Harrod. Domar mengemukakan teorinya tersebut untuk pertama kalinya tahun 1947 dalam  American Ekonomic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya pada tahun 1939 dalam Economic Journal, maka pada hakekatnya teori tersebut sebenarnya dikembangkan oleh kedua-dua ahli ekonomi itu secara bersaingan, terapi karena inti dari teori tersebut sangat bersamaan, maka dewasa ini ia dikenal sebagai teori Harrod-Domar
      Teori Harrod-Domar ini merupakan perluasan dari Analisa Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisa Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak menyinggung persoalan mengatasi masalah-masalah ekonomi di dalam jangka panjang. Analisa yang dibuat Harrod dan Domar bertujuan untuk menutupi kelemahan ini. Teori tersebut pada khakekatnya menganalisa mengenai persoalan berikut; “ Syarat-syarat apakah atau  keadaan yang  bagaimanakah yang tercipta dalam perekonomian untuk menjamin agar dari masa ke masa kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akibat dari penanaman modal akan selalu sepenuhnya digunakan? Dengan perkataan lain teori Harrod-Domar pada hakekatnya berusaha untuk menunjukkan syarat yang diperlukan agar pertumbuhan yang mantap atau steady growth – yang didefinisikan sebagai Pertumbuhan yang akan selalu menciptakan penggunaan sepenuhnya alat-alat modal – akan selalu berlaku dalam perekonomian.
      Harrod dan Domar tetap mempertahankan pendapat dari ahli-ahli ekonomi yang terdahulu yang menekankan tentang peranan pembentukan modal dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Tetapi berbeda dengan pandangan kaum Klasik dan Keynes, yang memberikan perhatian pada satu aspek saja dari pembentukan modal, teori Harrod-Domar menekankan kedua aspek dari  pembentukan modal, menurut pendapat kaum Klasik pembentukan modal merupakan suatu pengeluaran yang akan menambah kesanggupan sesuatu masyarakat untuk menambah produksi. Bagi kaum Klasik pembentukan modal adalah pengeluaran yang akan mempertinggi jumlah alat-alat modal dalam masyarakat. Kalau kesanggupan tersebut bertambah, maka dengan sendirinya produksi dan pendapatan nasional akan bertambah tinggi dan pembangunan ekonomi akan tercipta. Keadaan ini akan terjadi karena, seperti telah dijelaskan dalam sebelumnya, kaum klasik berpendapat bahwa “Supply creates its own demand” berarti bertambahnya alat-alat modal yang terdapat dalam masyarakat akan dengan sendirinya menciptakan pertambahan produksi nasional dan pembangunan ekonomi. Karena adanya keyakinan tersebut kaum klasik tidak memberikan perhatian, kepada fungsi kedua dari pembentukan modal dalam perekonomian yaitu untuk mempertinggi tingkat pengeluaran masyarakat.
       Keadaan yang sebaliknya terdapat dalam analisa Keynes yaitu ia mengabaikan sama sekali peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan sektor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang diperlukan masyarakat. Dalam Analisa Keynes perhatian lebih ditekankan  kepada masalah kekurangan pengeluaran masyarakat, karena ia menganggap tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh tingkat pengeluaran seluruh masyarakat dan bukan kepada kesanggupan alat-alat modal untuk memproduksikan barang-barang. Oleh sebab itu dalam menganalisa mengenai penanaman modal, kegiatan tersebut terutama dipandang sebagai tindakan untuk memperbesar pengeluaran masyarakat.
      Teori Harrod-Domar, memperhatikan kedua-dua fungsi dari pembentukan modal tersebut dalam kegiatan ekonomi. Dalam teori Harrod-Domar pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan sesuatu perekonomian untuk menghasilkan barang-barang, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Teori tersebut menunjukkan suatu kenyataan yang diabaikan dalam analisa Keynes, yaitu apabila suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menghasilkan barang-barang. Dan disamping itu sesuai dengan pendapat Keynes, teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan memproduksi ini tidak secara sendirinya akan menciptakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional. Harrod dan Domar sependapat dengan Keynes bahwa pertambahan produksi dan pendapatan nasional bukan ditentukan oleh pertambahan dalam kapasitas memproduksi masyarakat, tetapi oleh kenaikan pengeluaran masyarakat. Dengan demikian walaupun kapasitas memproduksi bertambah, pendapatan nasional baru akan bertambah – dan pertumbuhan ekonomi tercipta – apabila pengeluaran masyarakat mengalami kenaikan kalau dibandingkan dengan pada masa sebelumnya bertitik tolak dari pandangan ini, analisa Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukkan syarat yang diperlukan supaya dalam jangka panjang kemampuan memproduksi yang bertambah dari masa-kemasa ( Yang diakibatkan oleh pembentukan modal pada masa sebelumnya) akan selalu sepenuhnya digunakan.
          Teori Harrod-Domar menggunakan beberapa pemisalan berikut : (1). Pada taraf permulaan perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan alat-alat modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan , (2). Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak terdapat (3). Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsionil dengan besarnya pendapatan nasional, dan keadaan ini berarti bahwa fungsi tabungan dimulai dari titk 0. (4). Kecondongan menabung batas besarnya tetap dan begitu juga perbandingan di antara modal dengan jumlah produksi – yang lebih lazim disebut “rasio modal produksi(capitaloutput ratio)- dan perbandingan di antara pertambahan modal dengan jumlah pertambahan produksi – yang lazim disebut sebagai rasio pertumbuhan modal produksi (incremental capital output ratio) besarnya tidak berubah.
      Setelah mengemukakan berbagai pemisalan diatas, maka tibalah masanya untuk membahasa inti dari pada teori tersebut. Penanaman modal yang dilakukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu diigunakan untuk dua tujuan, untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi dan untuk memperbesar jumlah alat-alt modal yang tersedia dalam masyarakat. Oleh sebab itu dalam memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai yang pertama adalah perbandingan di antara seluruh tambahan produksi yang diciptakan dalam satu tahun tertentu yang diciptakan oleh seluruh penanaman modal, dengan jumlah modal yang ditanamkan tersebut. Maka apabila dalam satu tahun tertentu penanaman modal bernilai Rp.1 milyar akan menghasilkan produksi sebesar Rp.300 juta setiap tahun, maka perbandingan di antara jumlah produksi bertambah dan jumlah modal  yang ditanam adalah sebesar: Rp.300juta/Rp. 1 milyar = 0,3. Tetapi apabila dimisalkan pada waktu sebelumnya alat-alat modal yang baru sepenuhnya digunakan, maka perekonomian tersebut tidak akan dapat mencapai pertambahan produksi sebesar Rp. 300 juta, karena sebagian alat-alat modal yang lama tidak akan menghasilkan barang-barang lagi.
         Misalkan, sebagai akibat dari penyusutan alat-alat modal yang lama, alat-alat modal yang tersisa (alat-alat modal lama yang belum disusutkan) hanya sanggup menghasilkan sebanyak Rp.50 Juta lebih rendah dari pada kalau dianggap tidak terdapat penyusutan. Maka dengan adanya penanaman modal besar Rp.1 milyar, yang sanggup menghasilkan produksi Rp.300 juta, perekonomian tersebut maksimal hanya dapat menaikkan produksi sebanyak rp.250 Juta. Dengan demikian nilai kedua dari perbandingan diantara jumlah pertambahan prodksi dengan penanaman modal yang dilakukan, yang dapat disebutkan sebagai α, adalah Rp.250 juta/1 milyar = 0,25. Nilai α, yang disebutkan sebagai rasio produksi modal, dan merupakan kebalikan dari rasio modal produksi(capital output ratio), adalah nilai yang lebih dipentingkan dalam analisa Harrod-Domar. Nilai tersebut menunjukkan pertambahan efektif kapasitas memproduksi sesuatu negara  yang ditimbulkan oleh penanaman modal baru yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pertambahan kapasitas alat-alat modal yang efektif (yaitu setelah dikurangi  oleh penyusutan).
  Doa Penutup Majelis Ilmu(Kuliah)
سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنِتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

SUBHANAKALLAHUMMA WA-BHIHAMDIKA, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ASTAGHFIRUKA WA-ATUUBU ILAIK
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu."(HR. at-Tirmidzi)