PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
( Dosen : H. Abbas
Saleh, SE.MSi )
B. Indikator dalam Pembangunan Ekonomi
I. Kriteria/Syarat Umum untuk Pembangunan Menurut Meier
dan Baldwin, agar pembangunan itu dapat
berjalan diperlukan syarat-syarat seperti berikut :
1.
Kekuatan yang berasal dari dalam :Proses
pembangunan harus dilaksanakan atas dasar yang terdapat di dalam masyarakat negara yang sedang membangun, adanya kehendak untuk menaikkan taraf hidup harus
timbul dari masyarakat itu sendiri. Bantuan dari luar hanya membantu
berlangsungnya pembangunan, kekuatan dari luar tidak dapat berfungsi sebagai
pengganti bagi kekuatan-kekuatan dari dalam. Beberapa proyek dapat dimulai
dengan bantuan dari luar negeri, tetapi ini tidak dapat menjamin berlangsungnya
pembangunan. Jadi kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap saja. Bantuan
luar negeri yang berupa investasi asing akan cendrung menanam modalnya kearah
sumber-sumber alam untuk pasaran internasional sehingga belum tentu
menguntungkan perkembangan rakyat setempat, oleh karenanya inisiatif dan
pengaturan institusi masyarakat untuk membangun harus tumbuh dari dalam
masyarakat itu sendiri.
2.
Menyempurnakan PasarKetidak sempurnaan pasar harus dihilangkan, karena
keadaan itu akan mengakibatkan :a.
Membatasi mobilitas faktor-faktor produksi
b.
Merintangi perluasan dan pengembangan pasar
c.
Membatasi pengaruh suatu sektor yang berkembang
terhadap sektor-sektor yang lain.
Untuk mengatasi hal tersebut
diatas maka harus diadakan penyempurnaan pasar yaitu dengan cara mengubah
bentuk-bentuk organisasi sosial dan ekonomi, Praktek-praktek monopolistis harus
dikurangi dan pasar capital harus diperluas.
3.
Akumulasi KapitalMenurut
teori-teori pembangunan Klasik sampai dengan post Keynesian, dikatakan bahwa
dalam proses pembangunan akumulasi capital riil mempunyai peranan yang penting.
Akumulasi capital mengandung tiga kegiatan penting yang saling bergantung satu
sama lain yaitu :
a.
Menambah volume tabungan riil
b.
Mekanisme pembiayaan dan kredit
c.
Tindakan, investasi itu sendiri
Akumulasi capital tidak dapat
terjadi hanya membentuk institusi-institusi keuangan dan perluasan moneter,
tetapi juga diperkirakan adanya struktur pasar yang kuat agar dapat dipengaruhi
mobilitas, alokasi capital dapat menyalurkan tabungan ke investasi yang lebih
produktif. Tanpa tabungan riil, perluasan moneter akan berakibat adanya
inflasi.
Metode untuk mengukur kebutuhan capital
bagi pembangunan Negara-negara sedang berkembang adalah sebagai berikut :
1.
diadakan perkiraan tingkat pertambahan penduduk
2. ditentukan target tingkat pertambahan
pendapatan tiil per kapita
3.
angka-angka marginal capital output ratio(ICOR) antara
investasi dan output.
Dengan perkataan lain bahwa apabila pendapatan per
kapita akan ditingkatkan maka akumulasi capital harus diperbesar pula. Maka
investasi harus ditingkatkan.
Untuk meningkatkan investasi ada bermacam-macam
cara, antara lain :a. Dengan menekan atau membatasi konsumsi,
sehingga tabungan dapat bertambah. Hal ini dapat ditempuh misalnya dengan
menaikkan pajak.
b.
Pemerintah menjual obligasi-obligasi Negara
c. Barang-barang import untuk konsumsi dibatasi, begitu
pula bila mungkin barang-barang import yang berupa alat-alat produksi
d.
Dengan cara inflasi
e.
Memindahkan disquised unemployment dari sektor
pertanian ke sektor industri-industri jasa
f.
Mengadakan pinjaman luar negeri
g.
Memperluas sektor perdagangan luar negeri dengan
menaikkan terms of trade.
4. Kriteria Investasi.
Kriteria umum investasi adalah
mengenai produktivitas untuk pembangunan lebih lanjut. Yang dimaksud adalah
social marginal productivity yang tinggi. Ada 3(tiga) penuntun praktis untuk
kriteria productivitas social marginal :
a. Investasi harus dialokasikan sedemikian rupa sehingga
memaksimumkan perbandingan antara output dan capital atau ratio produksi-modal.
b. Proyek-proyek yang dipilih akan memaksimumkan
perbandingan tenaga kerja terhadap investasi.
c. Investasi hendaknya mengurangi tekanan-tekanan terhadap
neraca pembayaran, investasi harus dialokasikan dengan cara yang akan
memaksimumkan perbandingan barang-barang eksport terhadap investasi.
Pengguna
prinsip-prinsip tersebut di atas dalam keadaan khusus sukar untuk dipenuhi, Ini
disebabkan karena pembangunan adalah merupakan suatu proses yang dinamis yang
mengandung perubahan dalam kwantitas dan kwalitas penduduk, cita rasa,
pengetahuan teknologi dan factor-faktor social serta institusional.
Beberapa pedoman yang bersifat umum
dapat digunakan menentukan arah investasi :
1.
Di lapangan manakah investasi itu yang paling
produktif?
2. Di manakah pasar potensiil di Negara
miskin ?
3.
Investasi harus diarahkan pada growing points dalam
perekonomian.
Pengarahan
investasi pada growing points (pertumbuhan nilai) harus dilengkapi dengan dua
pertimbangan. :
1. investasi harus dialokasikan menurut kriteria neraca
pembayaran dan juga kriteria produktivitas.
2.
investasi harus diarahkan kepada pembangunan yang
seimbang (balanced growth).
Perhatian harus
diarahkan kepada penciptaan external economies. Kriteria investasi berhubungan
dengan pemilihan teknik-teknik produksi :
-
investasi yang bersifat capital intensif
-
investasi yang bersifat tenaga kerja intensif.
Untuk menentukan kriteria mana yang harus diambil
juga sangat sulit. Sehingga pada akhirnya kembali pada masalah bahwa
tujuan-tujuan ekonomi dan sosial-lah yang harus ditentukan lebih dahulu, baru
mengambil keputusan kriteria mana yang akan digunakan. Yang harus diperhatikan
bukan hanya kwantitas dan kwalitas persediaan faktor yang ada, tetapi juga
berbagai akibat dari proyek yang dilakukan yaitu :a.
akibatnya terhadap pendapatan nasional selama priode
yang berbeda-beda.
b.
Keadaan-keadaan permintaan pasar.
c.
Kemampuan mewujudkan economies of scale
d. Lamanya priode antara waktu mendirikan dan
waktu menghasilakan
e. Akibat terhadap pembagian pendapatan dan
tingkat pendapatan perkapita.
f. Syarat-syarat yang dibutuhkan oleh neraca
pembayaran
Terbatasnya sumber-sumber, baik tabungan yang
tersedia untuk investasi maupun kemampuan untuk mengadakan investasi, memaksa
diadakannya suatu pilihan di antara proyek-priyek.
Dalam teori tradisional, fungsi ini dilaksanakan oleh mekanisme pasar,
dengan menyamakan produktivitas marginal dari berbagai proyek. Oleh karena
pertimbangan-pertimbangan di atas dan kebutuhan-kebutuhan praktis dari para
perencana pembangunan maka dibuat kriteria investasi. Bagaimana kita memilih
proyek-proyek yang akan memberi sumbangan yang paling besar dibandingkan dengan
ongkos-ongkosnya?. Sumbangan di sini yang dimaksud adalah sumbangan langsung
kepada output apabila proyek itu sudah selesai.
5. Penyerapan
Kapital dan Stabilitas Negara-negara berkembang tidak
mungkin dapat menyerap capital tanpa batas.
Tiap-tiap Negara mempunyai kapasitas yang terbatas dalam menyerap
capital. Kapasitas ini pada umumnya ditentukan oleh tersedianya faktor-faktor
produksi komplementer yang akan bekerja sama dengan kapital dan perlunya
menghindari inflasi dan mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran.
Faktor-faktor yang terpenting yang membatasi kapasitas Negara berkembang untuk
menyerap capital adalah :
-
kurangnya teknologi
-
kurangnya tenaga ahli
-
rendahnya mobilitas geografis tenaga kerja.
6. Nilai-Nilai dan Lembaga.
Syarat ini merupakan syarat yang bersifat non ekonomi. Perubahan-perubahan
institusional yang tidak semata-mata bersifat ekonomi harus membarengi
usaha-usaha pembangunan. Kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, cara-cara
berproduksi baru, lembaga-lembaga baru perlu diciptakan jika pendapatan
nasional hendak dinaikkan lebih cepat. Dapat
disimpulkan bahwa untuk menuntun kebijaksanaan investasi, tidaklah cukup hanya kriteria ekonomi, tetapi harus dilengkapi dengan kriteria non-ekonomi. Dengan
demikian syarat-syarat yang diperlukan untuk pembangunan mengandung perubahan
ekonomi dan perubahan non-ekonomi(perubahan kulturil). Persoalan pokok bukanlah
berapa banyak perubahan ekonomi yang dapat diserap oleh perekonomian. Tetapi
berapa banyak perubahan kulturil yang dapat diterima oleh penduduk yang sedang
membangun dan bagaimana cepatnya.
II. Indikator Pembangunan.
Tampaknya ada perbedaan alat
pengukur pembangunan yang digunakan dalam definisi-definisi yang telah
dikemukakan pada pertemuan terdahulu, Pendapatan nasional riil dan Pendapatan
riil per kapita. Pendapatan nasional riil adalah output total suatu Negara yang berupa
barang-barang akhir dan jasa-jasa yang dinyatakan dalam arti riil(bukan menurut
uang) Pendapatan nasional juga dapat berarti Produk Nasional
Bruto(Gross National Product) atau produk nasional netto (net national
product). Alat pengukur yang paling
intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak
memperhitungkan penggantian-penggantian capital. Jadi alat pengukur yang lebih
baik adalah produk nasional netto. Kalau
dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional
riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini
sama dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan-
perubahan harga. Ada pendapat pula bahwa pembangunan ini tidak hanya menambah
output total, tetapi juga menaikkan taraf hidup. Oleh karena itu pembangunan
ekonomi adalah suatu proses dengan mana pendapatan riil perkapita suatu Negara
bertambah selama periode panjang. Pembangunan ekonomi sekaligus bertujuan
menghilangkan kemiskinan. Sehingga ukuran yang digunakan adalah pendapatan riil
perkapita.
Alat pengukur yang paling
intensif ialah produk nasional netto, karena produk nasional bruto tidak
memperhitungkan penggantian-penggantian kapital. Jadi alat pengukur yang lebih
baik adalah produk nasional netto. Kalau
dikatakan bahwa suatu Negara mangalami pembangunan jika pendapatan nasional
riilnya naik selama priode panjang. Di mana pendapatan nasional riil di sini sama
dengan produk nasional netto yang telah disesuaikan dengan perubahan- perubahan
harga..
Kiranya dapat diambil kesempatan
bahwa ukuran yang paling relevan bagi pembangunan adalah pertambahan pendapatan
nasional, karena ukuran ini dapat digunakan bagi Negara kaya atau maju maupun
Negara-negara berkembang, seperti Negara-negara Amerika Serikat, Inggeris,
Jepang dan Negara-negara kaya yang lain tidak mempersoalkan pendapatan per
kapita lagi, karena pendapatan per kapita sudah tinggi. Yang dihadapi adalah
masalah-masalah mempertahankan kelangsungan pertambahan pendapatan nasional
yang terus menerus, sehingga dapat menghindari adanya deflasi maupun inflasi
================ II =================